Sensasi Sepongan Luar Biasa

Kisah Seru – Sensasi Sepongan Luar Biasa Hari sudah sakit ketika aku tiba di terminal Lebak Bulus.

Hari itu adalah hari terakhirku menjadi bujangan …

Empat hari lagi, aku akan menikahi Mei, kekasihku selama enam tahun.

Hari ini aku pulang ke Jogja, tempat kelahiranku, untuk bertemu dengan keluarga. Hidupku sungguh sempurna. Tepat setelah saya lulus dari kuliah, saya mendapatkan pekerjaan yang cukup nyaman di sebuah perusahaan telekomunikasi besar di daerah Jakarta Selatan, yang jaraknya hanya berjalan kaki dari Pondok Indah Mall. Mei, calon istriku, kemudian menyusul ke Jakarta dan bekerja di sebuah bank di Bintaro.

Sensasi Sepongan Luar Biasa
Sensasi Sepongan Luar Biasa

Perjalanan cinta kami bisa dibilang cukup mulus. Benar-benar sebuah hidup yang sempurna. Aku pun bukan orang yang aneh-aneh. Aku dibesarkan dalam keluarga yang cukup religius dan sangat teratur. Sepanjang sejarah seumur hidup, bisa dihitung berapa kali aku melanggar aturan atau norma.

Kenakalanku paling besar hanyalah minum Tomi (Topi Miring, jika Anda bertanya-tanya) dan sedikit magadon saat acara naik gunung di SMA. Tapi itu dulu. Hampa kadang terasa. Hidup serasa jalan tol, tanpa rintangan, mulus tanpa gejolak, penuh aturan. Kadang aku ingin, sekali-kali memberontak, melanggar aturan. Sekali dalam seumur hidup.

Aku beranjak di tengah kerumunan calo-calo untuk mencari busku, Sumber Alam, langgananku selama dua tahun terakhir …

“Mbak, Sumber Alam yang bisnis belum datang ya?” tanyaku kepada seorang petugas loket. Manis juga. Item manis sih tepatnya.
“Dereng, Mas. Jogja ya? Mangke setengah jam malih…” jawabnya dalam bahasa Jawa.
Lho, kok bahasa Jawa?
“Nuwun nggih, Mbak,” jawabku.

Aku duduk menunggu.

Asap bus benar-benar menyesakkan. Aku merasakan diriku sesak napas. Dari dulu memang aku tidak pernah suka keramaian dan kesesakan Jakarta. Tapi kepepet sih, harus cari upa (“cari nasi”) di Jakarta.

Tak lama kemudian, bus itu datang juga. AB 7766 BK. Aku bergegas naik dan menuju tempat dudukku, 14A, dua tempat duduk. Sengaja aku mencari tempat duduk persis di bawah AC, biar bisa tidur lelap.

Aku segera menutup mata, mencoba mengurangi kebisingan akibat lalu lalang orang yang mencari tempat duduk.

“Mas, mas, maaf…” terdengar suara merdu rupanya. Aku membuka mataku …

“Maaf, apa boleh tukeran sama suami saya? Suami saya dapat tiket tempat duduk di seberang. Soalnya beli tiketnya baru saja tadi,” katanya sopan.

Klik Disini, Daftar ISOTOTO : Platform Game Online Terpercaya Sejak 2014
Klik Disini, Daftar ISOTOTO : Platform Game Online Terpercaya Sejak 2014

Aku melihat ibu yang menyapa tadi, kemudian menoleh ke suaminya yang tersenyum dan mengangguk kepadaku dari seberang kursi. Dia menggendong anak yang kira-kira berusia lima tahun.

“Aduh, Bu, maaf. Bukannya saya tidak mau, cuma memang saya sengaja memilih tempat di bawah AC ini, Bu. Maaf ya,” jawabku agak keberatan. Bukannya apa-apa, tapi aku paling tidak suka diganggu dengan masalah orang yang telat membeli tiket seperti pasangan ini.

Ibu itu cemberut. “Ya sudahlah, Pa, kita ngalah aja. Aku duduk di sampingnya Mas ini aja.”

Whatever.

Aku kembali menutup mataku.Perjalanan ini sesungguhnya bakal menyenangkan …

kalau tidak harus mendengar rengekan anak 5 tahun yang sepertinya tidak pernah diam itu. Belum lagi suara ibu-ibu di sebelahku ini, yang ya ampun, cerewetnya.Aku jengkel banget.Hujan mulai turun. Airnya menetes membentuk alur di kaca jendelaku.Masih terjebak di Cawang.Sial.Untung Cikampek tidak macet. Kendaraan mulai menderu, bertambah cepat. Kulihat tebaran warna hijau ditimpali air hujan yang begitu deras disebelah kiri jalan tol. Suara air hujan menderu keras sekali di atas atap.Orang-orang sudah mulai menampakkan kantuk, dan sepertinya suasana menjadi begitu sepi. Uh,begitu romantis. Kalau saja Mei di sampingku, pasti kepalanya sudah bersandar di bahuku, dan tangannya memeluk lenganku. Kalau saja ….Aku memandang ke samping. lbu itu kini sedang sibuk memberikan makan kepada anaknya. Si bapak sedang sibuk dengan PDAnya.

Tipikal keluarga Jakarta, berumur di akhir 30an dan baru saja mempunyai anak.Tampaknya keluarga berada. Tapi ngapain naik bis ya? Ah, peduli amat.Aku kembali menutup mataku. Hari berangsur gelap.”Pengumuman, bapak ibu. Mohon maaf bahwa ada kerusakan teknis yang menyebabkan lampu tidur tidak dapat menyala,” kata kenek bus itu mengagetkan aku.”huuuuu,” para penumpang menyahut serentak.Sip. aku paling tidak suka lampu tidur yang remang remang.Aku paling suka gelap.Tidurku pasti nyenyak malam ini. Perjalanan yang panjang menuju Yogyakarta.Aku melirik jamku. Jam 9 malam.Semua orang tampaknya sudah terlelap. Tidak terkecuali ibu dan anak di sampingku.

Bus tadi baru saja berhenti di tempat makan …

Orang-orang makan malam dan ke belakang.Pasti mereka kekenyangan, dan acara yang paling menyenangkan setelah makan adalah tidur.Hujan masih turun, rintik-rintik. Aku melanjutkan tidurku.Tidak berapa lama aku terlelap, aku merasakan kaki anak di sebelahku menyentuh kakiku.Sialan. ltu berarti sepatu anak itu kena celanaku. Aku menggeser-geserkan kakiku agar kaki anak itu tidak menekan celanaku. Tentu saja dengan mata terpejam.Tidak disangka, kaki itu balas menggesek.Eee, kurang ajar.Aku segera membuka mataku untuk menegur orang tuanya.Aku terkejut.Ternyata itu bukan kaki anak kecil. ltu kaki orang dewasa. Kaki ibu itu.Si anak ternyata sudah tidak ada di pangkuan dia.

Kemungkinan ada di pangkuan si bapak. Aku segera menutup mataku, pura- pura tidur. Perasaanku mengatakan ada sesuatu yang lain yang akan terjadi.Aku kembali menggesekkan kakiku, menunggu responsnya. Dan ibu itu balas menggesek. Aku sedikit membuka mataku. Kilatan cahaya dari luar bus memberikan sedikit penglihatan mengenai ibu di sampingku. Matanya juga terpejam ternyata.Tiba-tiba ibu itu menggeser sedikit tubuhnya. Ya, kearahku. Kami berdua menjadi duduk berdempetan. Sisi samping kananku menempel pada bagian kiri tubuhnya. Harum rambut dan parfumnya mulai merasuki hidungku. Aku mulai terangsang.Aku mencoba untuk lebih berani.

Tubuhku aku condongkan sedikit ke depan …

dan kemudian aku bergeser ke arahnya. Sehingga posisi saat itu, lenganku tepat di depan dadanya. Tubuh itu diam saja. Lenganku kemudian ku tekan sedikit ke belakang, sehingga aku bisa merasakan sesuatu yang begitu empuk.Ya, payudaranya. Payudaranya besar. Aku bisa merasakan volumenya ketika lenganku menggeseknya.Dan sangat empuk. Sikuku kemudian membuat gerakan melingkar di dadanya.

Pelan sekali, sikuku bergerak. Aku tidak mau membuat ia berpikir macam-macam dan kemudian menamparku.Tubuh itu diam saja.Kulirik matanya. masih terpejam.Tapi aku mendengar dia menghela napas. Jadi ia terangsang. Aku? sangat terangsang.Aku merasakan dadaku berdentum-dentum. Kepalaku berputar-putar karena aliran darah yang sangat cepat ke otakku. Aku bisa mendengar degup jantungku di telingaku sendiri. Aku akan melakukan dosa. 4 hari sebelum pernikahanku.Sepanjang sejarah hidupku. Tapi perasaan itu, nafsu itu, benar-benar membuat aku tidak tahan …..lenganku terdiam sebentar dari kegiatan menggesek dadanya.Yang lebih mengejutkan lagi, tangan ibu itu mulai mengelus pahaku. ya, pahaku yang dibalut celana panjang kain warna coklat.Tangannya sangat perlahan mengelus kakiku dari mulai pangkal paha sampai atas lutut.

Aku gemetar sangat gemetar …

Tidak tahan kurasa ……Sekarang posisiku berubah.Aku membuka tas dan mengambil sweater. Aku sudah memakai jaket tentu saja, karena aku tidur di bawah AC. tapi sweater tadi untuk maksud lain. Sweater tadi kemudian aku tutupkan di atas dadaku, dan kemudian tanganku kulipat. Apabila dililhat dari jauh, seperti orang yang tangannya kedinginan karena AC.Tapi bukan itu alasannya. Aku beringsut lagi mendekati tubuhnya. Tangan ibu itu masih mengelus pahaku. Kami berpandangan sebentar.Lucunya, setelah itu kami berdua kembali bersender pada tempat duduk kami dengan mata terpejam.Tanganku mulai beraksi. Tangan kiriku yang tadi dilipat mulai bergerak ke arah dadanya.Sangat pelan.Tangan itu mulai menyusuri bukit indah yang tertutup kain,mulai dari tepi. Aku sangat menghayati momen itu. Pelan-pelan kuelus bukit indah itu, dari tepi ke kanan. Sedikit ku remas, tapi tidak banyak.

Aku tidak mau menyakiti bukit indah itu. Sungguh, ibu itu mempunyai dada yang sempurna. Besar, dan sangat kenyal. Aku merasakan bahwa dia memakai BH yang berenda. Aku membayangkan bentuknya. Mungkin warnanya hitam.Atau merah. Dan rendanya sedikit tembus pandang.Mungkin cupnya cuma setengah. Mungkin cupnya tidak bisa menahan volume payudara sebesar itu. 0ooh, aku semakin terangsang.lbu itu mengenakan baju jeans terusan dengan bawahan rok dengan kancing dari dada sampai di lutut. Kain jeansnya untungnya kain yang lemas, sehingga aku bisa merasakan tekstur renda BHnya.Sangat merangsang.Aku melirik sedikit ke arah dia.

Dia masih terus mengelus pahaku …

Aku tidak sabar.Tangan kananku yang nganggur kemudian memimpin tangannya ke penisku yang sudah tegang.Aha,dia mengerti. Kemudian dia berlanjut mengelus kontur penisku dengan jari telunjuk dan jempolnya yang tercetak jelas di dalam celanaku.00oh, mantab.”Besar …..,” desisnya. Matanya tetap terpejam. Mataku juga.Aku melanjutkan kenakalanku. Kali ini, dua kancing tepat di depan dada besar itu aku buka. Dengan susah payah. Pernah membayangkan membuka kancing- kancing besar pada kain jeans? Yup, susah sekali. Akhirnya dia turun tangan.Tangannya kanannya membantuku membukanya.Tanganku kemudian masuk pelahan ke dalam bajunya, untuk merasakan keindahan payudara di baliknya.Bayanganku memang menjadi kenyataan.BH setengah cukup yang terlalu kecil, dengan renda yang sangat merangsang.

Aku suka sekali renda, terutama apabila renda itu ada di tempat yang tepat. BH dan celana dalam. Aku kembali mengelus dadanya.SEkarang aku sedikit meremasnya.Sensasinya benar-benar luar biasa. Dia mendesis. Kepalaku berdentum-dentum. jantungku berdebar sangat keras.”Buka,” bisikku lirih. Mungkin tidak terdengar. Tapi aku tidak mau mengambil resiko terdengar. Apalagi oleh suaminya yang hanya duduk 50cm di seberangnya.Ternyata dia mendengar.Dia berhenti mengelus penisku, membungkukkan sedikit badannya, dan kemudian berusaha melepas kait BHnya di belakang. Agak lama dia membukanya.Selagi dia membuka BHnya, pelahan aku menarik ritsleting celanaku ke bawah. Pelaaan sekali.Setelah itu, aku memelorotkan celana dalamku.Tidak melorot sih sebenarnya. Cuman mengaitkan kolornya ke bagian bawah penisku. Tidak nyaman memang.Tapi sekarang penisku bisa bebas mengacung menunjuk langit.

Menanti elusannya.Sepertinya kait BHnya sudah lepas …

Tangan dia sepertinya cerdas, kembali mencari sasarannya yang tadi lepas.Dan dia tidak kaget, kali ini penisku sudah tegak menjulang, keluar dari celana. Kemudian dia seperti terkejut dan kemudian menarik tangannya dan kemudian melipatnya di depan dada.Pura- pura tidur, sambil menutupi dua kancing dadanya yang sudah terbuka lebar.Sial.ada orang mau ke toilet. dia berjalan melangkah dari depan. Untung aku ada sweater yang bisa menutupi si “burung” nakal.

Aah, seorang wanita.Bakalan lama nih. Jantungku berdegup keras.Lama sekali orang itu di toilet. Aku mulai tidak sabar. Penisku sudah mulai menyusut. ya iyalah, baru juga pemanasan. Kepotong deh. ….Akhirnya wanita itu lewat juga di di samping kami. Uuuh, lega. Tangan ibu itu mulai duluan, menyusup di bawah sweater, mencari “adikku” yang mulai tegang lagi.hmmm.Tangannya sungguh mulus, dan sentuhannya, benar-benar nikmat.Dia tahu betul cara merangsang penis dengan sentuhan.Sentuhan itu ringan, seperti melayang. Dia tidak meremas, atau menggosok terlalu keras. semuanya serba ringan dan melayang.

Dan itu membuatku melayang.Tanganku juga tidak mau kalah, seperti mempunyai mata sendiri yang bergerak mencari sasarannya. Si bukit kembar yang kenyal. Dan tangan itu menemukan sasarannya. Dada itu benar-benar lembut. Mulus tak bercela.Aku meresapi setiap jengkal usapan tanganku di dadanya. Meremas pangkal dadanya. Memilin putingnya. Putingnya. Putingnya runcing, ukurannya luar biasa, sepanjang buku jari telunjukku.Dan keras.Sangat keras. Sperti penis kecil.Aku memilinnya. lagi.Dan dia mendesis.”jangan keras-keras,” bisiknya sangat lirih. AKu mengerti.

Aku meremas, memilin, mengelus tanpa henti …

Benar-benar nikmat.Tapi tetap ada yang kurang. Kami berdua tidak terpuaskan. Penisku tetap tegang luar biasa.Dan rasanya mulai sakit sekarang.berdenyut-denyut ga karuan.Tangannya masih tetap mengelus penisku, tapi sungguh, tangan itu tidak mampu membuat aku nikmat terus-menerus. Dia mengerti hal itu.”Ke bawah ….,” bisiknya sambil mengarahkan tanganku yang tadi ada di dadanya ke arah bawah.Aku langsung tanggap. Tanganku berubah posisi, mengelus pahanya yang tertutup kain jeans. Tidak berasa memang. Tapi dari gerakan tubuhnya aku tahu, dia sangat terangsang.

Dia berulangkali menggerakkan tubuhnya, seolah menikmati betul elusan tanganku di pahanya.Pelan-pelan aku naik sedikit ke atas, tepat di gundukan di bawah pusar itu.Dia menahan tanganku.”Jjangan … “Aku nekat.”Jangan …” Ok. Aku turuti. Aku kembali mengelus pahanya. Kali ini tanganku lebih berani. Kupegang ujung roknya dan kunaikkan sedikit ke atas.Dia tidak menolak. Aku kembali mengelus pahanya. Hhhm, sungguh mulus. Benar-benar mulus. Aku merasakan bulu-bulu halus di telapak tanganku.Dia terengah-engah. Tangannya sejak dari tadi berhenti mengelus penisku. Tak apa. lebih baik begitu daripada menyiksa “adikku” yang sudah tegang luar biasa.Aku tiba-tiba menghentikan elusanku dan menarik tanganku.

Kemudian memandang ke arah dia …

Matanya bertanya. Menanyakan mengapa aku menghentikan itu.”Aku mau itu,” bisikku mendekat di telinganya, sambil menunjuk ke arah gundukan tempat vaginanya berada.Dia menggeleng.Aku kemudian berpura-pura tidur. Memejamkan mata.Lama sekali. Mungkin 5 menit, mungkin kurang dari itu.Tangannya menarik tanganku dan mengarahkannya ke tempat yang aku inginkan. Hehehehe, aku menang. Dia tidak tahan. Tanganku sudah berada tepat di atas gundukan itu.Dia membuka kancing bajunya tepat di area itu.Tanganku bergerak mencari celana dalamnya. Dapat.

Jelas, ini sutra.Atau Satin? aku tidak peduli. bahan kain celana dalamnya halus sekali. aku merabanya. memastikan. Terus ke bawah, dan kutemukan apa yang kucari.Sesuatu itu sudah basah.Pasti basah, karena aku merasakannya dengan disambut. Tanganku berhenti di situ. Merasakan bentuknya. Sedikit bergelombang.Aku merasakan lipatan vertikal.Bulu- bulu halus di sekitarnya. Cukup tebal. dan sangat basah. Aku tersenyum kembali. Penuh kemenangan. Jari tengahku kemudian mengelus lipatan basah itu. Pelan,tapi sedikit menekan. Dia mendesis. Oh tidak. Dia melenguh.Tetap memejamkan mata.Aku semakin berani. Celana itu aku pegangannya elastis. dan aku turunkan ke bawah. Dia memegangnya dengan senang hati.

Aku tetap berkeras …

Dia menyerah.Kembali jari tengahku mencari tempat tadi. Jari itu mencari sumber kenikmatan seorang wanita.Sebuah penis kecil yang sudah sangat basah. Aku menggoyangnya pelan-pelan dengan jariku. Kemudian mengelusnya. Kemudian menekannya. Tubuhnya menegangkan. Aku kembali mengelusnya. Pelan dan sedikit menekan. Pelan dan sedikit menekan. Tempat itu terasa lebih basah dari sebelumnya. jariku masuk lebih ke dalam. Merasakan lipatan lain di dalam yang sangat basah.Benar-benar basah.Rongga itu seperti tidak berujung. Kemudian jariku kugerakkan. ke dalam dan ke luar.

Berulangkali.Aha, aku merasakan jariku seperti tersedot ke dalam. Ada sesuatu yang mencengkeram.Dan rasa itu kembali membuatku terangsang.Aku terus menggerakkan jariku. Semakin cepat.Tiba- tiba jariku seperti ditumpahi cairan hangat. kental.Dia terengah-engah.Tubuhnya
menegangkan, Kali ini cukup lama. Aku terus menggerakkan jariku. Dia kemudian menahannya. Menurutku. Aku memandangnya.Matanya terpejam. Seperti menghayati sesuatu. Mungkin orgasme. Dadanya naik turun, terengah-engah seperti habis lari kencang. Kancing masih terbuka.”Apa kau..?””Ya… . Luar biasa…,” bisiknya sambil memandangku. Oooh, senyumnya manis sekali.Matanya yang bulat besar memantulkan kilatan cahaya neon di luar bus.Dia memandang ke bawah tubuhku.”Kasihan ya,…” senyumnya menunjuk ke “adikku”. Ya iyalah. “adikku” tidur nyenyak sementara dia sendiri terpuaskan.Paling tidak dengan jariku.”ga papa …

“Kami berdua menyukainya …

Menghayatimomen-momen gila tadi.Kedua mata terpejam. Hawa dingin AC menyergap. Aku melirik jamku. 2 dinihari. Dan kemudian bus berhenti. cukup lama.Orang-orang sepertinya tidak peduli. tetap mereka tertidur nyenyak, padahal AC mati .Aku memandang “pasangan”ku. Mata terpejam.Bajunya sudah dikancingkan. Lengkap.Aku pun bergerak membetulkan celanaku.”Jangan ….,” katanya sambil menahan yang ingin menarik ritsleting.Oh, dia ternyata melirikku.Ok. Aku menurut. Aku ingin tahu apa yang ingin dia lakukan. Namun aku hanya menutupnya kembali dengan sweater. Temperatur udara dalam bis mulai panas.Keringatku mulai menetes dari kening.Akhirnya bus berjalan.AC mulai berhembus lagi.Sejuk.

Aku memejamkan mata lagi. “Buka matamu, awasin ….” Aku tidak mengerti. aku membuka mataku. Tiba-tiba dia membungkuk.Gilaaaa.Aku merasakan bibir mungilnya menyentuh kepala “adikku”. Ringan sekali.Aku mengerti maksudnya. Mengawasi sekeliling agar tidak ada seseorang yang memergoki aksi gila ini. Penisku mulai hidup lagi. Gila mungkin, tapi aduuuh, memang nikmat. Kurasakan ciuman mulai menciumi kepala penisku.Ohh,bibirnya mulai membuka dan memasukkan kepala penisku ke mulut. Penisku mulai masuk ke
dalam mulut. Dan pelan-pelan mulut itu mulai dihisap. Adduh, sakit.”jangan keras- keras …,” aku berbisik sambil membekukan rambutnya.

Membelai rambutnya?

iya, seperti layaknya pacar saja.Dia kembali melanjutkan kulumannya. Kali ini pelan-pelan. Naik turun. Naik turun. Nikmat tak terkira.Tampaknya dia sudah sering melakukan ini.Mulutnya bagaikan sebuah mesin handal perangsang penis. Setelah selesai menghisap, dia berhenti sebentar, lalu menjilat bagian bawah kepala penisku. Tidak hanya menjilat, lidahnya juga bergetar ketika bergerak menelusuri daging itu. “Ooohhh ..,” kali ini aku terpaksa harus melenguh. Ini terima kasih sekali. Dia tahu sekali kelemahan “adikku”.Bagian itu kemudian menjanjikannya dengan tawaran. Siall, makin nikmat. Lagi-lagi tawarannya dengan tawaran. Kalau begini terus, aku pasti tak tahan. Gelliiii.Kemudian mulut kembali mengulum. Naik turun. Yang aku heran, penisku bisa masuk semua ke mulut. Wooa, sensasinya benar-benar luar biasa.

Mulutnya kemudian berpindah ke …. bolaku. Menciumnya sebentar, kiri dan kanan, lalu dimasukkan ke dalam mulut. Ohhh….. . Ketika mengulum bolaku, kurasakan lidahnya menari-nari di dalam mulutku. Aku yang ga telaten. Kurasakan kenikmatanku semakin memuncak. Tidak tahan lagiiiiiii ….”Aku mau ….”Mulutnya berpindah ke kepala penisku. Mengulumnya lagi.naik turun.Tangannya mengocok pangkal penisku. Pelan tapi erat.”Aaaahhhhh…”Ujung penisku berkedut. Sekali. Kurasakan aliran sperma ke mulut. Dua kali.Tiga kali.Empat kali. Selama itu pula mulutnya tetap mencengkeram kepala penisku. Aku ejakulasi. Di dalam mulut seorang ibu. Orang asing.Aku bahkan tidak tahu namanya.Dia memandangku.Tatapan itu ….”Makasih…,” hanya itu yang terlontar dari mulutku. Dia bangkit, lalu tersenyum padaku. Sekilas kulihat bekas sperma di tepi pinggul.

Aku mengangkatnya, membersihkannya …

Kami berdua terpejam.Pagi menjelang.Orang-orang sudah sibuk ngobrol. lsi bus kembali ramai. Aku? masih terlelap.Atau pura-pura? Setelah kejadian malam tadi, aku sama sekali tidak berani menatap ibu di sampingku. Bahkan mengajak bicara pun tidak berani. Kurasa dia juga begitu. Kudengar dia sibuk dengan anaknya,sambil berbicara dengan suaminya seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa antara aku dan dia.Sepanjang
jalan ku membuang muka, menatap pemandangan di luar jendela bus.

Pesta bujanganku kurasa.Pukul 6.30.Orang-orang sudah mulai turun bus. Sudah sampai Sedayu.Berarti sebentar lagi masuk kota. Keluarga di sampingku bangkit. Oh, mereka mau turun. “Mas, duluan, mas…,” kata suami ramah, ditimpali ibu itu. Aku sengaja menoleh ke arah mereka. Baru kusadari sekarang.lbu itu sangat manis. Aku merasa berterima kasih padanya.”Oiya, monggo monggo,” sahutku.Mereka turun dari bus. Bus semakin sepi mendekati terminal Giwangan. Ada secarik kertas kecil di bekas tempat duduk ibu tadi.Aku memungutnya.Penasaran. Demikianlah Kisah Seru – Sensasi Sepongan Luar Biasa .

Klik Disini, Daftar ISOTOTO : Platform Game Online Lengkap, Aman dan Terpercaya Sejak 2014


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *