Kisah Seru – Merawanin Efi Gadis Cantik Yang Masih SMP Saya dibesarkan didalam keluarga yang sangat taat dalam agama.Saya sebelumnya belum pernah terekspos terhadap hubungan laki-laki dan perempuan. Pengetahuan saya mengenai hal-hal persetubuhan hanyalah sebatas apa yang saya baca didalam cerita-cerita dewasa ketikan yang beredar di sekolah ketika saya duduk di bangku SMP. Pada masa itu belum banyak kesempatan bagi anak lelaki seperti saya walaupun melihat tubuh wanita bugil sekalipun. Anak-anak lelaki masa ini mungkin susah membayangkan bahwa anak seperti saya cukup melihat gambar-gambar porno punya kakak saya seperti Lana Lobell,dimana terdapat gambar-gambar bintang film seperti Ginger Roberts, Jayne Mansfield, yang memperagakan pakaian dalam. ini saja sudah cukup membuat kita terangsang dan melakukan masturbasi beberapa kali.

Merawanin Efi Gadis Cantik Yang Masih SMP
Merawanin Efi Gadis Cantik Yang Masih SMP

Bisalah dibayangkan bagaimana menggebu-gebunya gairah dan nafsu saya ketika diberi kesempatan untuk secara nyata.

Bukan saja hanya bisa melihat tubuh bugil wanita seperti Ayu, tetapi bisa mengalami kenikmatan bersanggama dengan wanita sungguhan. Tanpa memperdulikan apakah wanita itu jauh lebih tua. Dengan hanya memandang tubuh Ayu yang begitu mulus dan putih saja sudah cukup sebetulnya untuk menjadi bahan imajinasi saya untuk bermasturbasi. Apalagi dengan secara nyata-nyata bisa merasakan hangatnya dan mulusnya tubuhnya. Apalagi betul-betul melihat kemaluannya yang mulus tanpa jembut. Bisa mencium dan mengendus bau kemaluannya yang begitu menggairahkan. Yang kadang-kadang masih berbau sedikit amis kencing perempuan. Dan yang paling hebat lagi buat saya adalah bisanya saya menjilat dan mengemut kemaluannya. Dan kelentitnya yang seharusnyalah masih merupakan buah larangan yang penuh rahasia buat saya.

Mungkin pengalaman dini inilah yang membuat saya menjadi sangat menikmati apa yang disebut cunnilingus, atau mempermainkan kemaluan wanita dengan mulut. Sampai sekarangpun saya sangat menikmati mempermainkan kemaluan wanita, mulai dari memandang, lalu mencium aroma khasnya, lalu mempermainkan dan menggigit bibir luarnya (labia majora), lalu melumati bagian dalamnya dengan lidah saya, lalu mengemut ditorisnya sampai si wanita minta-minta ampun kewalahan.

Yang terakhir barulah saya memasukkan batang kemaluan saya kedalam liang sanggamanya yang sudah banjir.

Setelah kesempatan saya dan Ayu untuk bermain cinta (saya tidak tahu apakah itu bisa disebut bermain cinta) yang pertama kali itu, maka kami menjadi semakin berani dan Ayu dengan bebasnya akan datang kerumah saya hampir setiap hari, paling sedikit 3 kali seminggu. Apabila dia datang, dia akan langsung masuk kedalam kamar tidur saya, dan tidak lama kemudian sayapun segera menyusul. Biasanya dia selalu mengenakan daster yang longgar yang bisa ditanggalkan dengan sangat gampang, hanya tarik saja keatas melalui kepalanya, dan biasanya dia duduk
dipinggiran tempat tidur saya.Saya biasanya langsung menerkam payudaranya yang sudah agak kendor tetapi sangat bersih dan mulus. Pentilnya dilingkari bundaran yang kemerah-merahan dan pentilnya sendiri agak besar menurut penilaian saya. Ayu sangat suka apabila saya mengemut pentil susunya yang menjadi tegang dan memerah,dan bisa dipastikan bahwa kemaluannya segera menjadi becek apabila saya sudah mulai ngenyot-ngenyot pentilnya.

Mungkin saking tegangnya saya didalam melakukan sesuatu yang terlarang, pada permulaannya kami mulai bersanggama, saya sangat cepat sekali mencapai klimaks. Untunglah Ayu selalu menyuruh saya untuk menjilat-jilat dan menyedot-nyedot kemaluannya lebih dulu sehingga biasanya dia sudah orgasme duluan sampai dua atau tiga kali sebelum saya memasukkan penis saya kedalam liang peranakannya, dan setelah saya pompa hanya beberapa kali saja maka saya seringkali langsung menyemprotkan mani saya kedalam vaginanya. Barulah untuk ronde kedua saya bisa menahan lebih lama untuk tidak ejakulasi dan Ayu bisa menyusul dengan orgasmenya sehingga saya bisa merasakan empot-empotan vaginanya yang seakan-akan menyedot penis saya lebih dalam kedalam sorga dunia.

Ayu juga sangat doyan mengemut-ngemut penis saya yang masih belum berturnbuh secara maksimum.

Saya tidak disunat dan Ayu sangat sering menggoda saya dengan menertawakan “kulup” saya. Dan setelah beberapa minggu Ayu kemudian berhasil menarik seluruh kulit kulup saya. Sehingga topi baja saya bisa munculseluruhnya. Saya masih ingat bagaimana dia berusaha menarik-narik atau mengupas kulup saya sampai terasa sakit. Lalu dia akan mengobatinya dengan mengemutnya dengan lembut sampai sakitnya hilang. Setelah itu dia seperti memperolah permainan baru dengan mempermainkan lidahnya disckeliling leher penis saya. Sampai saya merasa begitu kegelian dan kadang-kadang sampai saya tidak kuat menahannya. Mani saya tumpah dan muncrat ke hidung dan matanya.

Kadang-kadang Ayu juga minta “main” walaupun dia sedang mens.Walaupun dia berusaha mencuci vaginanya lebih dulu, saya tidak pernah mau mencium vaginanya karena saya perhatikan bau-nya tidak menyenangkan. Paling-paling saya hanya memasukkan penis saja kedalam vaginanya yang terasa banjir dan becek karena darah mensnya.Terus terang. saya tidak begitu menikmatinya dan biasanya saya cepat sekali ejakulasi. Apabila saya mencabut kemaluan saya dari vagina Ayu, saya bisa melihat cairan darah mensnya yang bercampur dengan mani saya.

Kadang-kadang saya merasa jijik melihatnya. Satu hari, kami sedang asyik-asyiknya menikmati sanggama. Dimana kami berdua sedang telanjang bugil. Ayu sedang berada didalam posisi diatas menunggangi saya. Dia menaruh tiga buah bantal untuk menopang kepala saya sehingga saya bisa mengisap-isap payudaranya sementara dia menggilas kemaluan saya dengan dengan kemaluannya. Pinggulnya naik turun dengan irama yang teratur. Kami rileks saja karena sudah begitu seringnya kami bersanggama. Dan pasangan suami isteri yang tadinya menyewa kamar dikamar sebelah. Sudah pindah kerumah kontrakan mereka yang baru.

Saya sudah ejakulasi sekali dan air mani saya sudah bercampur dengan jus dari kernaluannya yang selalu membanjir.

Lalu tiba-tiba, pada saat dia mengalami klimaks dan dia mengerang-erang sambil menekan saya dengan pinggulnya, anak perempuannya yang bernama Ef ternyata sedang berdiri dipintu kamar tidur saya dan berkata,“lbu main kancitan, iya.?” (kancitan = ngentot,bahasa Palembang) Saya sangat kaget dan tidak tahu harus berbuat bagaimana tetapi karena sedang dipuncak klimaksnya, Ayu diam saja terlentang diatas tubuh saya. Saya melirik dan melihat Ef datang mendekat ketempat tidur, matanya tertuju kebagian tubuh kami dimana penis saya sedang bersatu dengan dengan kemaluan ibunya. Lalu dia duduk di pinggiran tempat tidur dengan mata melotot

“Hayo, ibu main kancitan,” katanya lagi Lalu pelan-pelan Ayu menggulingkan tubuhnya dan berbaring disamping saya tanpa berusaha menutupi kebugilannya. Saya mengambil satu bantal dan menutupi perut dan kemaluan saya.
“Ef, Ef. Kamungapain sih disini?” kata Ayu lemas.
“Ef pulang sekolah agak pagi dan Ef cari-cari lbu dirumah, tahunya lagi kancitan sama Bang Johan,” kata Efi tanpa melepaskan matanya dari arah kemaluan saya. Saya merasa
sangat malu tetapi juga heran melihat Ayu tenang-tenang saja.
“Ef juga mau kancitan,” kata Efi tiba-tiba
E-eh, Efi masih kecil.” kata ibunya sambil berusaha duduk dan mulai mengenakan dasternya.
“Efi mau kancitan, kalau nggak nanti Efi bilangin Abah.”
“Jangan Ef, jangan bilangin Abah.., kata Ayu membujuk.
“Ef mau kancitan,” Ef membandel. “Kalo nggak nanti Ef bilangin Abah.”
“lya udah, diam. Sini, blar Johan ngancitin Ef.” Ayu berkata.

Saya hampir tidak percaya akan apa yang saya dengar.

Jantung saya berdegup-degup seperti alu menumbuk. Saya sudah sering melihat Efh bermain-main di pekarangan rumahnya dan menurut saya dia hanyalah seorang anak yang masih begitu kecil. Dari mana dia mengerti tentang “main kancitan” segala? Ayu mengambil bantal yang sedang menutupi kemaluan saya dan tangannya mengelus-ngelus penis saya yang masih basah dan sudah mulai berdiri kembali. “Sini, biar Ef lihat.” Ayu mengupas kulit kulup saya untuk menunjukkan kepala penis saya kepada Ef. Eh datang mendekat dan tangannya ikut meremas-remas penis saya. Aduh maak, saya berteriak dalam hati. Bagaimana ini kejadiannya? Tetapi saya diam saja karena betul-betul bingung dan tidak tahu harus melakukan apa.

Tempat tidur saya cukup besar dan Ayu kemudian menyutuh Ef untuk membuka baju sekolahnya dan telentang di tempat tidur didekat saya. Saya duduk dikasur dan melihat tubuh Ef yang masih begitu remaja Payudaranya masih belum berbentuk, hampir rata tetapi sudah agak membenjol. Putingnya masih belum keluar, malahan sepertinya masuk kedalam. Ayu kemudian merosot celana dalam Efi dan saya melihat kemaluan Ef yang sangat mulus, seperti kemaluan ibunya. Belum ada bibir luar, hanya garis lurus saja,dan diantara garis lurus itu saya melihat itilnya yang seperti mengintip dari sela-sela garis kemaluannya. Ef merapatkan pahanya dan matanya menatap kearah ibunya seperti menunggu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Saya mengelus-elus bukit venus Ef yang agak menggembung lalu saya coba merenggangkan pahanya.

Dengan agak enggan, Ef menurut, dan saya berlutut di antara kedua pahanya dan membungkuk untuk mencium selangkangan Ef. “Ibu, Efi malu ah..” kata Efi sambil berusaha menutup kemaluannya dengan kedua tangannya. “Ayo,Eh mau kancitan, ndak?” kata Ayu. Saya mengendus kemaluan Ef dan baunya sangat tajam. “Uh, mambu pesing.” Saya berkata dengan agak jij1k. Saya juga melihat adanya “keju” yang keputih-putihan diantara celah-celah bibir kemaluan Ef. “Tunggu sebentar,” kata Ayu yang lalu pergi keluar kamar tidur.Saya menunggu sambil mempermainkan bibir kemaluan Ef dengan jari-jari saya. Ef mulai membuka pahanya makin lebar.

Sebentar kemudian Ayu datang membawa satu baskom air dan satu handuk kecil. Dia pun mulai mencuci kemaluan Efi dengan handuk kecil itu dan saya perhatikan kemaluan Efi mulai memerah karena digosok-gosok. Ayu dengan handuk tadi. Setelah selesal, saya kembali membongkok untuk mencium kemaluan Eh.Baunya tidak lagi setajam sebelumnya dan sayapun menghirup aroma kemaluan Ef yang hanya berbau amis sedikit saja. Saya mulai membuka celah-celah kemaluannya dengan menggunakan lidah saya dan Ef-pun merenggangkan pahanya semakin lebar.

Sekarang saya bisa melihat bagian dalam kemaluannya dengan sangat jelas bagian samping kemaluannya.

Eh kelihatan sangat lembut ketika saya membuka belahan bibirnya dengan jari-jari saya, kelihatanlah bagian dalamnya yang sangat merah. Saya isap-isap kemaluannya dan terasa agak asin dan ketika saya mempermainkan kelentitnya dengan ujung lidah saya, Ef menggeliat-geliat sambil mengerang.”lbu, aduuh geli, ibuu_, geli nian ibuu.” Saya kemudian bangkit dan mengarahkan kepala penis saya kearah belahan bibir kemaluan Ef dan tanpa melihat kemana masuknya, saya dorong pelan-pelan. “Aduh, sakit bu,” Ef hampir menjerit “Johan, pelan-pelan masuknya.” Kata Ayu sambil mengelus-elus bukit Ef. Saya coba lagi mendorong, dan Ef menggigit bibirnya kesakitan. “Sakit, ibu.”

PAUS4D ; Platform Game Online Lengkap Aman dan Terpercaya, Klik Disini Daftar Sekarang.
PAUS4D ; Platform Game Online Lengkap Aman dan Terpercaya, Klik Disini Daftar Sekarang.

Ayu bangkit kembali dan berkata,”Johan tunggu sebentar,” lalu dia pergi keluar dari kamar. Saya tidak tahu kemana Ayu perginya dan sambil menunggu dia kembali sayapun berlutut didepan kemaluan Efi. Dan sambil memegang batang penis, saya mempermainkan kepalanya di citoris Ef.Ef memegang kedua tangan saya erat-erat dengan kedua tangannya dan saya mulai lagi mendorong. Saya merasa kepala penis saya sudah mulai masuk tetapi rasanya sangat sempit. Saya sudah begitu terbiasa dengan lobang kemaluan Ayu yang longgar dan penis saya tidak pernah merasa kesulitan untuk masuk dengan mudah. Tetapi liang vagina Ef yang masih kecil itu terasa sangat ketat.Tiba-tiba Efmendorong tubuh saya mundur sambil berteriak, “Aduuh_!” Rupanya tanpa saya sadari, saya sudah mendorong lebih dalam lagi dan Ef masih tetap kesakitan.

Sebentar lagi Ayu datang dan dia memegang satu cangkir kecil yang berisi minyak kelapa.

Dia mengolesi kepala penis saya dengan minyak itu dan kemudian dia juga melumasi kemaluan Ef. Kemudian dia memegang batang kemaluan saya dan menuntunnya pelan-pelan untuk memasuki liang vagina Ef. Terasa licin memang dan saya-pun bisa masuk sedikit demi sedikit. Efi meremas tangan saya sambil menggigit bibir, apakah karena menahan sakit atau merasakan enak, saya tidak tahu pasti. Saya melihat Ef menitikkan air mata tetapi saya meneruskan memasukkan batang penis saya pelan-pelan.

“Cabut dulu,” kata Ayu tiba-tiba. Saya menarik penis saya keluar dari lobang kemaluan Ef.Saya bisa melihat lobangnya yang kecil dan merah seperti menganga. Ayu kembali melumasi penis saya dan kemaluan Ef dengan minyak kelapa, lalu menuntun penis saya lagi untuk masuk kedalam lobang Ef yang sedang menunggu. Saya dorong lagi dengan hati-hati, sampai semuanya terbenam didalam Ef. Aduh nikmatnya,karena lobang Ef betul-betul sangat hangat dan ketat, dan saya tidak bisa menahannya lalu saya tekan dalam-dalam dan air manikupun tumpah didalam liang kemaluan Eh.Ef yang masih kecil. Saya juga sebetulnya masih dibawah umur,tetapi pada saat itu kami berdua sedang merasakan bersanggama dengan disaksikan Ayu, ibunya sendiri.

Ef belum tahu bagaimana caranya mengimbangi gerakan bersanggama dengan baik.

Dan dia diam saja menerima tumpahan air mani saya. Saya juga tidak melihat reaksi dari Ef yang menunjukkan apakah dia menikmatinya atau tidak.Saya merebahkan tubuh saya diatas tubuh Efi yang masih kurus dan kecil itu.Dia diam saja. Setelah beberapa menit, saya berguling kesamping dan merebahkan diri disamping Ef.Saya merasa sangat terkuras dan lemas. Tetapi rupanya Ayu sudah terangsang lagi setelah melihat saya menyetubuhi anaknya.Diapun menaiki wajah saya dan mendudukinya dan menggilingnya dengan vaginanya yang basah, dan didalam kami di posisi 69 itu diapun mengisap-ngisap penis saya yang sudah mulai lemas sehingga penis saya itu mulai menegang kembali.

Wajah saya begitu dekat dengan anusnya.

Dan saya bisa mencium sedikit bau anus yang baru cebok dan entah kenapa itu membuat saya sangat bergairah. Nafsukami memang begitu menggebu-gebu, dan saya sedot dan jilat kemaluan Ayu sepuas-puasnya, sementara Efi menonton kami berdua tanpa mengucapkan sepatah katapun. Saya sudah mengenal kebiasaan Ayu dimana dia sering kentut kalau betul-betul sedang klimaks berat, dan saat itupun Ayu kentut beberapa kali diatas wajah saya.Saya sempat melihat lobang anusnya ber-getar ketika dia kentut, dan sayapun melepaskan semburan air mani saya yang ketiga kalinya hari itu didalam mulut Ayu”Alangkah lemaknyoo..!” saya berteriak dalam hati.

“Ugh, ibu kentut,” kata Efi tetapi Ayu hanya bisa mengeluarkan suara seperti seseorang yang sedang dicekik lehernya. Hanya sekali itu saja saya pernah menyetubuhi Ef. Ternyata dia masih belum cukup dewasa untuk mengetahui nikmatnya bersanggama. Dia masih anak kecil, dan pikirannya sebetulnya belum sampai kepada hal-hal seperti itu.Tetapi saya dan Ayu terus menikmati indahnya permainan bersanggama sampai dua atau tiga kali seminggu Saya masih ingat bagaimana saya selalu merasa sangat lapar setelah setiap kali kami selesai bersanggama. Tadinya saya belum mengerti bahwa tubuh saya menuntut banyak gizi untuk menggantikan tenaga saya yang dikuras untuk melayani Ayu. Demikianlah Kisah Seru – Merawanin Efi Gadis Cantik Yang Masih SMP.

PAUS4D : Platform Game Online Lengkap Aman dan Terpercaya
Sejak 2014
Klik Disini, Daftar Sekarang.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *