Pijatan Nakal : Kisah Malam yang Tak Terlupakan
Pijatan Nakal : Kisah Malam yang Tak Terlupakan

Pertemuan dengan Si Cantik

Pijatan Nakal : Kisah Malam yang Tak Terlupakan , Malam semakin gelap saat aku menempuh perjalanan pulang dari Bali dengan mengendarai mobil. Terpaksa aku menyetir sendiri karena Lila, bosku, akhirnya memutuskan untuk tinggal beberapa hari di sana. Aku melirik jam, masih jam 9 malam dan aku baru sampai Surabaya. “Wah, sampai Jakarta jam berapa nih?” pikirku. Mataku pun sudah tidak bersahabat, seperti ditimpa 10 kg. Dengan kondisi seperti ini, saya merasa tidak mungkin melanjutkan perjalanan sampai Jakarta; hal itu malah akan berbahaya. Putuskan untuk mencari tempat istirahat.

Mencari Tempat Istirahat

Aku mulai memperlambat laju mobil, mataku mencari-cari di sepanjang jalan barangkali ada tempat yang bisa kutuju. Lalu, pandanganku tertuju pada sebuah rumah. Segera, aku membelokkan mobil dan memarkirnya tepat di depan rumah itu. Di terasnya, kulihat empat wanita duduk dengan pakaian yang cukup mencolok. Awalnya, aku tidak berpikir aneh-aneh; yang terpenting saat ini adalah berhenti menempuh perjalanan yang panjang.

Saat aku berjalan ke arah teras, salah satu dari mereka menghampiriku dengan gaya yang manja, “Cari apa, bang?” Mataku yang sedari tadi sudah cukup mengantuk sontak melek kembali. Wanita itu kira-kira berusia 19-22 tahun, mengenakan kaus ketat berwarna abu-abu dengan bawahan rok jeans pendek. Sekilas, aku melihat penampilan yang menarik.

“Aku ingin mencari tempat istirahat, capek banget dari tadi nyetir mulu,” jawabku, merasa sedikit canggung.

“Yuk, masuk dulu. Kalau pegal-pegal, kita bisa pijitin,” ujarnya sambil tersenyum nakal dan menggandengku. Wanita itu, ternyata bernama Rina, berkulit putih bersih, langsing, dan cantik.

“Kita langsung ke kamar aja ya, kalau masalah tarif mah gampang, asal nyaman,” kataku. “Aahh, yang penting mah puas,” kata Rina sambil tersenyum.

Suasana yang Tak Terduga

Kamarnya tidak terlalu besar dengan penerangan lampu kecil yang memberikan nuansa remang-remang. Ketika masuk ke dalamnya, aku disambut oleh aroma parfum wangi yang membuatku merasa rileks. Saat aku masih termangu melihat keadaan sekitar, suara Rina yang lembut mengejutkanku, “Ayo, buka bajunya sama celana, susah pijitnya kalau begitu.”

ISOTOTO : Platform Game Online Aman & Terpercaya
ISOTOTO : Platform Game Online Aman & Terpercaya

Dengan sedikit rasa risiko, aku pun segera membuka baju dan celanaku. Namun, saat aku menatap wajah manisnya, rasa canggung itu perlahan hilang. Rina menuangkan sedikit lotion di tangan lalu membalurkannya ke punggungku. Ah, nikmat sekali rasanya ketika tangan mulai mengurut punggungku.

Keterikatan yang Tak Terhindarkan

Selesai dengan punggung, dia melanjutkan mengurutkan kakiku. Ketika dia mengurutkan pangkal pahaku, aku merasakan ada sentuhan yang menggelitik, tapi dia tampak biasa saja. “Ayo coba balik badan, Rina mau mengurutkan leher dan bagian depan,” dia memintaku penuh kelembutan.

Aku pun segera menurutinya, kubalik badanku sehingga kini dalam posisi berbaring. Rina mulai mengusapi badanku dengan lotion. Rasanya sangat nyaman, dan saat aku memperhatikannya, dia terlihat sangat cantik dengan senyuman yang manis.

Tanpa diduga, Rina duduk di atas perutku, dan aku hanya diam menikmati keadaan ini. Mataku tidak lepas dari gerakannya yang menggoda. Dia mulai mengambil inisiatif dan membangkitkan semangat dalam momen itu.

Malam yang Berkesan

Tanpa sadar, tangan kananku mulai meraba-raba. Rina, menyadari hal itu, mengajakku untuk lebih dekat. “Ayo, coba lihat lebih dekat,” ujarnya. Aku pun mengikuti, dan kami mulai saling mendekat. Pada saat itu, gairah di antara kami mulai terasa.

Kami pun bertukar posisi, Rina berbaring di kasur sementara aku menemaninya. Kami saling bertukar ciuman lembut. Dalam momen tersebut, kami berdua merasakan ketegangan yang semakin meningkat.

“Sayang, mari kita buat malam ini jadi lebih berkesan,” kata Rina, matanya berkilau penuh harapan.

Kami pun melanjutkan malam dengan saling berbagi rasa, menikmati kebersamaan yang tak terduga. Di balik suasana yang remang-remang, kami menemukan kenyamanan dalam pelukan satu sama lain, menciptakan kenangan yang tak akan terlupakan.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *