Aku baru saja menikah beberapa bulan yang lalu …
Berlaga Nafsu Dengan Istri Teman Di kantor, teman-temanku sering menggodaku, terutama Bang Jimmy, rekan satu bagian yang sudah sangat akrab denganku. Sebelum menikah, aku paling sering curhat padanya. Bang Jimmy itu orangnya dewasa, dan saran yang dia berikan sering kali berhasil jika aku menjalankan. Sejujurnya, dulu aku sempat merasakannya, tapi akhirnya aku menikah lebih dulu dengan suamiku yang sekarang.
Bang Jimmy ini ganteng, dengan badan atletis—benar-benar tipeku. Sementara itu, suamiku termasuk tipe yang punya nafsu besar, hampir setiap malam dia minta dilayani. Sayangnya, dia seringkali tidak bisa bertahan lama, baru sebentar sudah selesai. Hampir setiap kali begitu, aku merasa kurang puas karena dia langsung tertidur pulas, meninggalkanku sendirian. Aku sering terpaksa memuaskan dirinya sendiri, tapi tidak selalu berhasil, dan itu membuat kesal esok harinya.

Bang Jimmy bisa melihat perubahan suasana hatiku di kantor, apalagi karena aku pernah bercerita tentang masalah ini. Dia memberi beberapa saran, tetapi saran itu harus dijalankan oleh suamiku, dan sayangnya suamiku enggan mendengarkan atau memperbaiki apa yang seharusnya dilakukan untuk membuat kami berdua lebih puas.
Hingga pada suatu malam, hal yang sama terjadi lagi. Sebenarnya, aku sudah merasa malas meladeninya, tapi sebagai istri, aku tetap mencoba memenuhi keinginannya walau dengan setengah hati. Suamiku sepertinya tidak menyadari sikapku yang enggan karena di pikirannya hanya ada keinginan untuk puas tanpa memperhatikan kebutuhanku.
Setelah suamiku selesai, dia memberitahuku bahwa dia akan keluar kota selama dua minggu. Gila, baru beberapa bulan menikah, aku sudah harus ditinggalin dua minggu. Tapi, namanya juga karyawan, dia nggak bisa nolak perintah atasannya. Jadinya, aku merasa kesal dan uring-uringan lagi di kantor.
Bang Jimmy, seperti biasa, ketika makan siang bareng aku, mencoba menghibur …
“Nis, kan udah biasa suami kamu cepat keluar, ngapain uring-uringan terus? Selama dia nggak mau berubah pola mainnya, ya bakal gini terus. Coba aja bawa ke dokter Naek Tobing, dia kan pakar urusan ranjang. Siapa tahu kalau nasihatnya dari dokter, suami kamu mau nurut. Nih, alamat prakteknya.” Kata Bang Jimmy sambil menyerahkan kartu nama dokter tersebut.
“Dia keluar kota, Bang.” “Jadi kamu jablay dong, Nis,” jawabnya dengan nada iseng.
“Lah, Bang, orang lagi kesel juga,” jawabku kesal.
“Sori deh,” katanya.
“Nanti deh, Bang, kalau dia udah pulang, Denis ajak ke dokter ini. Mudah-mudahan dia mau. Wah, nanti malam sepi banget ya, sendirian.”
“Emangnya baru kali ini kamu sendirian setelah menikah, Nis?” tanya Bang Jimmy.
“Iya, Bang,” jawabku.
“Mo ditemenin?” Matanya berbinar-binar, senyumnya nakal.
“Ntar, Bang. Ntar kamu nakal lagi kalau nemenin Denis,” kataku, setengah bercanda.
“Kan kamu pengen dinakali, Nis. Nakal yang bisa bikin kamu terkapar,” jawabnya dengan serius.
“Kok terkapar, Bang?” tanyaku heran.
“Iya, terkapar karena lemes dan nikmat. Itu kan yang kamu cari selama ini,” jawabnya sambil tersenyum nakal.
“Bang, iseng aja sih,” kataku sambil memukul pundaknya.
“Aku nggak iseng, Nis. Serius nih. Kamu mau nggak?” tanya Bang Jimmy, menatapku intens.
“Tahu ah,” jawabku, bingung. Pembicaraan terputus karena waktu istirahat sudah habis. Kami kembali ke tempat kerja masing-masing.
Ternyata, Bang Jimmy seorang yang gigih …
Karena aku tidak memberikan jawaban, dia terus mendesakku dengan menggunakan fasilitas intranet di kantor. Fasilitas itu memungkinkan kami chatting tanpa harus mengirim email. Tak lama, sebuah pesan masuk dari dia.
“Mau nggak, Nis? Aku udah lama sebenarnya pengen main sama kamu. Bodi kamu merangsang banget sih.”
“Bang, lagi sibuk nih. Emangnya nggak ada kerjaan, ya? Kalau nggak ada kerjaan, bantuin Denis mending,” jawabku, setengah bercanda.
“Ya, aku bantuin,” balasnya.
Tak lama kemudian, dia muncul di cubicleku.
“Apa yang bisa aku bantu?” tanyanya.
Aku memberikan sebagian pekerjaan yang belum selesai, dan nggak lama dia sudah menyelesaikannya. Aku mengecek sebentar, dan semua sudah beres.
“Ada lagi yang bisa aku bantu, Nis?” tanya Bang Jimmy.
“Nggak ada lagi, Bang. Ini kerjaan rutin aku. Nggak bisa dikerjain orang lain,” jawabku.
“Jadi, boleh dong aku ngirim pesan lagi?” katanya sambil meninggalkan cubicleku.
Tak lama kemudian, aku menerima pesan lagi dari Bang Jimmy …
“Gini, Nis. Kalau kamu nggak mau ditemenin di rumah, gimana kalau kita ke Bogor aja?”
“Emangnya Bang punya rumah di sana?” balasku.
“Kita nginep di hotel aja. Kan Jumat besok libur, jadi bisa long weekend. Kita berangkat nanti malam, Bogor dekat kok.”
“Bang, banyak duit ya, mau nginep hotel segala. Keluarga Bang mau kemana?” balasku lagi.
“Aku jomblo di rumah, keluarga aku liburan ke rumah mertuaku di Surabaya, memanfaatkan liburan panjang. Sekarang aja aku udah sendirian di rumah. Mau, Nis? Aku jamin pasti kamu ketagihan deh.”
“Kalo Denis bener ketagihan, gimana?” jawabku setengah bercanda.
“Ya kita cari kesempatan aja buat memenuhi ketagihanmu, biar nggak uring-uringan terus. Daripada di rumah sendirian digigit nyamuk, mendingan aku yang gigit kamu,” jawabnya.
“Sakit dong digigit,” kataku.
“Ya, digigit enak dong sayang,” jawabnya, mulai menggoda.
“Th, mulai deh pake sayang-sayangan,” balasku.
“Mau nggak, Nis? Aku mau cari hotel yang sesuai dengan isi kantongku nih,” katanya lagi.
Aku tidak membalas pesan terakhirnya. Tapi, tak lama kemudian, pesan berikutnya datang lagi.
“Diam artinya mau, Nis. Aku sudah nge-book hotel (dia menyebutkan nama hotelnya). Kita berangkat nanti setelah kantor selesai.”
Aku masih belum membalas pesannya …
tapi ketika aku tidak menjawab, dia tidak membalas lagi. Setelah kantor selesai, aku melihat dia sudah cengar-cengir menunggu aku. Dia mengantarku pulang. Sepanjang jalan, dia terus merayuku supaya aku mau ke Bogor bersamanya. Akhirnya, pertahananku berantakan juga karena desakannya yang pantang menyerah. Dia sangat senang.
Dia bahkan membantuku beres-beres pakaian yang akan kubawa untuk menginap bersamanya. Aku berdebar-debar, tetapi kutepis kekhawatiranku dengan membayangkan kenikmatan yang bakal kurasakan bersama dia. Aku akhirnya bisa melupakan kekawatiranku ketika kami berangkat ke Bogor dari rumahnya. Sepanjang jalan, dia mengajakku ngobrol tentang hal-hal ringan, dan dia tidak menyinggung soal ranjang sama sekali. Malah, dia cerita humor yang agak jorok, sehingga aku tertawa terpingkal-pingkal. Jalan tol yang macet tidak terasa karena aku sibuk tertawa bersamanya.
Tak terasa, kami sudah sampai di ujung tol Jagorawi, antrean untuk bayar tol keluar Jagorawi.
“Nis, kita cari makan dulu ya, biar nggak usah keluar hotel lagi. Kan kita mau honeymoon,” kata Bang Jimmy.
“Honeymoon dari Hongkong, iya Bang. Denis udah kerasa lapar nih,” jawabku.
“Kita cari makanan Sunda ya, kamu suka kan?” tanyanya.
Mobil meluncur membelah jalanan kota Bogor yang macet, karena banyaknya angkot yang seliweran. Akhirnya, mobil berhenti di pelataran parkir sebuah restoran Sunda.
“Parkirannya penuh, artinya makanannya enak. Yuk, turun,” kata Bang Jimmy.
Kami masuk ke restoran itu dan memilih duduk lesehan …
sehingga terasa seperti makan di kampung. Restoran tersebut didekorasi dengan nuansa pedesaan, disertai alunan suling dan degung Sunda. Suasana yang nyaman membuat makan sambil lesehan menjadi pengalaman yang menyenangkan.
Kami duduk bersebelahan, dan dia menyuapi aku, lalu aku gantian menyuapi dia. Rasa canggung yang semula ada hilang begitu saja. Kekhawatiran tentang bermain dengan pria lain selain suamiku pun menguap tanpa bekas. Aku mulai terhanyut dalam pesona dan rayuan Bang Jimmy.
Setelah makan, kami mampir ke toko yang ada di restoran tersebut yang menjual makanan kecil dan minuman.
“Blah, gak usah beli lagi di hotel. Di hotel kan lebih mahal,” katanya.
Setelah selesai semuanya, kami meluncur ke hotel. Mobil diparkirkan oleh petugas valet, sementara kami melakukan check-in. Prosesnya berjalan lancar, dan setelah menerima kunci kamar, kami diantar oleh roomboy ke kamar.
Kamarnya tidak terlalu besar, dengan fasilitas standar: tempat tidur besar, sofa, meja rias, TV, dan lemari es. Kamar mandinya juga standar, hanya ada shower, toilet, dan wastafel. Untungnya, sabun, odol, dan sikat gigi masih disediakan.
“Not bad kan kamarnya? Nggak mewah sih, disesuaikan dengan kantongku,” ujar Bang Jimmy.
Aku masuk kamar mandi untuk membersihkan diri. Kukira dia akan mengikuti aku mandi, tapi ternyata tidak. Setelah mandi, aku hanya mengenakan daster tanpa bra. Memang bagian dada daster itu agak rendah, sehingga jika aku membungkuk, payudaraku yang besar terlihat hampir keluar dari daster. Di rumah, aku memang sering mengenakan daster seperti itu, dan suamiku sering tergoda melihatku seperti itu. Ternyata, Bang Jimmy juga memperhatikan hal itu.
Dia kemudian yg membersihkan diri …
selesai mandi. Dia mengeluarkan dvd player portabel yg dibawanya dari rumah. Ada film baru katanya.”Film apaan sih bang” tanyaku sambil duduk di ranjang sambil nyandar di tepi ranjang. “Pokoknya seru deh, bule lawan orang sini” jawabnya. Sambil memasukkan kepingan ke playernya, kemudian dia duduk diranjang jg disebelahku, “emangnya tinju” tanyaku gak ngerti. “Bukan tinju tapi gulet”, jawabnya. “Kalo gulet Denis gak tertarik ah”, kataku sambil bangkit berdiri, tapi dia lebih cepat. Dia menarik tanganku supaya tetap duduk disebelahnya. Ternyata film itu “biru”, lakonnya bule dgn cewek yg tampangnya melayu. Ceweknya sih montok, toge pasar. Mereka sedang gulet dikolam renang masih pake pakaian. Ceweknya pake bikini yg kelihatannya kekecilan sehingga toketnya yg besar seperti mau tumpah dari branya.
Si lelaki bule pake celana pendek, kelihatan selangkangannya sudah gembung …
Pertanda penisnya sudah ngaceng. Panas jg aku ngeliat ulah ke 2 “artis” film biru itu. Sambil cipokan mereka saling remas. “Seru kan, jarang ada film yg pemainnya cewek sini. Lagi mainnya sama bule lagi. Kau suka nonton film bokep sama suami kau Nis?” kata dia sambil merangkul pundakku. “Ampir gak pernah”.”Ah payah lah suami kau”. Ceweknya mulai ditelanjangi dan si bule menjilat dan mengemut semua yg bisa dijilat dan diemut. Baik yg atas maupun ye bawah, dan seperti lazimnya film biru, ceweknya mulai ber ah uh ria.
Dia mulai melancarkan aksinya, rambut dan pundakku mulai dielusnya sambil merayu. “Nis. kau cantik. Harusnya kau jadi sekretaris, pasti dirubung lelaki di kantor”. Tiba-tiba dia mencium pipiku.”Ah, abang nakal ih”, kataku genit. ‘Tapi suka kan” jawab dia sambil mempererat rangkulannya. Dia memegang daguku dan mukaku ditolehkan ke arah mukanya, kemudian periahan dia mencium bibirku. Karena akujg mulai panas menyaksikan adegan gulet di film, aku menyambut ciumannya dgn mengemut bibirnya.Karena aku memberi repons positif, tangannya mulai mengarah ke toketku, langsung saja diremasnya dari luar daster. Karena aku tdk mengenakan bra, dia lebih leluasa meremas dan memlintir pentilku.
Tangannya kemudian menyusup ke balik dasterku dari bagian dada dan makin getol saja …
tangannya menggarap toket dan pentilku. Dia melepas bibirku dan mulai menciumi telingaku dan terus ke leherku. Tahu dia bahwa telinga dan leher merupakan salah satu dari sekian banyak titik sensitif di tubuhku.Aku mulai melenguh menikmati ulahnya. Pentilku mengeras karena terus dipilin-pilin. “Bang, …” lenguhku.”Kenapa Nis, udah gak tahan ya pengen dilanjut..” katanya sambil tersenyum. “Buka ya dasternya”, katanya sambil menarik dasterku keatas. Aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah dia melepas dasterku.
Dia melotot memandangi tubuhku yg hanya berbalut cd mini yg tipis. Karena CDku mini, jembutku yg lebat berhamburan dari bagian atas, kiri dan kanan CDku. “Jembut kau lebat ya Nis, pasti napsu kau besar ya” katanya sambil mengemut-ngemut pentilku sambil meremas toketku. “Toketmu kenceng ya Nis”, katanya Sambil menikmati remasan tangannya, tanganku jg tdk tinggal diam. Kuremas penisnya dari luar celana pendeknya. “Bang, ngacengnya sudah keras banget” kataku. Aku sudah tdk bisa menahan napsuku lagi. Aku telentang diranjang, menunggu aksi selanjutnya. Dia bangkit dan melepaskan t shirt dan celana pendeknya, sehingga tinggal cdnya yg melekat di tubuhnya.
Tampak selangkangannya sangat menonjol, pertanda penisnya sudah ngaceng den penuh. Player dimatikan dan ia berbaring disebelahku, bibirku kembali diciumnya dgn penuh napsu dan tangannya kembali meremas-remas toketku sambil memilin-milin pentilnya. “lsep dong bang.” pintaku sambil menyorongkan toketku itu ke wajahnya. Langsung toketku disepnya dgn penuh napsu. Pentilku dijlatinya.”Ohh.. Sstt..” erangku keenakan.jarinya mulai mengelus jembutku yg nongol keluar dari CDku, kemudian disusupkannya ke dalam CD-ku. Jarinya langsung menyentuh belahan bibir memekku dan digesek-gesekkan dari bawah ke atas. Gesekannya berakhir di it ilku sehingga menimbulkan kenikmatan yg luar biasa.
Memekku langsung berlendir …
“Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahku sambil menekan tangannya yg satunya untuk terus meremas-remas toketku. Aku sungguh sudah tdk tahan lagi,”Bang, Denis udah gak tahan nih”. CD-ku didorong kebawah sampai terlepas dari kakiku. Aku mengangkat pantatku untuk mempermudah dia meloloskan penutup terakhir tubuhku. Kedua kaki kukangkangkan sehingga tampak jelas jembutku yg lebat. Dia kembali meraba dan mengelus memekku. Dia menyelipkan jarinya ke belahan nonokku yg sudah basah dan menyentuh dinding dalam memekkku. “Bang..! Aduuh! Denis sudah enggak tahan, udah pengen dimasukkin” pintaku. Bukannya langsung memenuhi permintaanku malah jarinya beralih menggosok-gosok it ilku.
“Aduuh! abang..nakal!” seruku.Aku pun semakin tdk karuan, kuremas penisnya yg sudah keras sekali dari luar CD nya. Toketku yg sudah keras sekali terus saja diremas-remas, demikian jg pentilku. “Ayo dong bang dimasukin, Denis sudah benar-benar enggak kuu.at!” rengekku lagi. Kemudian dimasukkannya jarinya ke dalam memekku yg sudah basah kuyup. memekku langsung dikorek-korek, dindingnya digaruk-garuk. Benjolan seukuran ibujariyg tumbuh di dalam liang memekku dimainkannya dgn ujung jarinya hingga badanku tiba-tiba menggigil keras dan kugoyang-goyangkan pantatku mengikuti permainan ujungjarinya. Dia menelungkup diselangkanganku dan mulutnya langsung mengulum bibir memeku. Cairan yg membasahi sekitar selangkanganku dijilatinya dan setelah bersih bibirnya kembali mengulum bibir memekku.
Kemudian giliran itilku mendapat giliran dikulum dan dilumat dgn mulutnya. Jari tangannya kembali menyeruak masuk ke dalam memekku, aku benar-benar hampir pingsan dibuatnya. Tubuhku kembali terguncang hebat, kakiku jadi lemas semua, otat-otot perutku jadi kejang dan akhirnya aku nyampe. Cairan memekku yg banjir ditampung dgn mulutnya dan tanpa sedikit pun merasa jijik ditelan semuanya. Aku menghela napas panjang, dia masih dgn lahapnya melumat memekku sampai akhirnya selangkanganku benar-benar bersih kembali. Memekku terus diusap-usapnya, demikianjg itilku sehingga napsuku bangkit kembali. “Terus bang.. Enak…” desahku. “Ayo dong bang.. Denis udah negak tahan”. Tetapi dia masih tetap saja menjilati dan menghisap itilllku sambil meremas-remas toket dan pentilku. Dia melepaskan CDnya.
Penisnya ye lumayan panjang dan besar sudah ngaceng keras sekali mengangruk-nengguk …
Aku dinaikinya dan segera dia mengarahkan penisnya ke memekku. Perlahan dimasukkannya kepala penisnya. “Enak bang.” kataku dan dia sedikit demi sedikit meneroboskan penisnya ke memekku yg sempit. Memekku terasa sesek karena kemasukan penis besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih penisnya mulai dienjot keluar masuk “Terus bang.. penisnya enak” erangku keenakan. Dia terus mengenjot memekku sambil menyorongkan dadanya ke mulutku. Pentilnya kuhisap. Belum berapa lama dienjot, dia mengajak tukar posisi. Sekarang aku yg diatas. Kuarahkan memekku ke penisnya yg tegak menantang. Dgn liar aku kemudian mengenjot tubuhku naik turun.
Toketku yg montok bergoyang mengikuti enjotan badanku. Dia meremas toketku dan menghisap pentilnya dgn rakus. “Bang.. penisnya besar, keras banget..”, aku terus menggelinjang diatas tubuhnya.”Enak Nis?’ tanyanya.”Enak bang.. en totin Denis terus bang” Dia memegang pinggangku yg ramping dan menyodokkan penisnya dari bawah dgn cepat. Aku mengerang saking nikmatnya. Keringatku menetes membasahi tubuhnya. Akhirnya,”Denis nyampe bang” jeritku saat tubuhku menegang merasakan nikmatyg luar biasa. Setelah itu tubuhku lunglai menimpa tubuhnya. Dia mengusap-usap rambutku sambil mencium bibirku.”Bang.
nikmat sekali. Baru pertama ini Denis ngerasain nikmatnya penis bang”. Setelah beberapa saat, penisnya yg masih ngaceng dicabut dari dari memekku. Aku ditelentangkannya, dan dia naik ke atasku. Kembali memekku dijilatinya. Kedua lututku didorongkannya sedikit ke atas sehingga bukit memek ku lebih menungging menghadap ke atas. Pahaku lebih dikangkangkannya lagi dan lidahnya dijulurkan menyapu celah-celah nonokku.
Lidahnya dijulurkan dan digesekkan nalk turun diujung itil ku …
Aku hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas-remas penisnya dgn penuh nafsu. Cairan lendir yg keluar kembali dari memekku dgn lahap dihisapnya. Bibirnya terus mencium dan melumat habis bibir memekku, Dapat kurasakan hisapan mulutnya yg kuat menghisap memekku, lidahnya menjulur masuk ke dalam memekku dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya.Saking dalamnya mulutnya menekan memekku. Hidungnya yg mancung menempel dan menekan itilku. Aku kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajahnya dgn sengaja digeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dgn posisi hidungnya tetap menempel di itillku dan bibirnya tetap mengulum bibir memekku sambil lidahnya terus mengorek memek ku. Aku tak kuasa membendung napsuku.
“Oocch! Bang.. Teruu.. Uus! Denis nyampe lagi bang. Suaraku semakin parau saja. Kugoyangkan pantatku mengikuti irama gesekan wajahnya yg terbenam di selangkanganku. Kujepit kepalanya dgn pahaku, badanku menggigil hebat bagaikan orang kejang. Aku menarik nafas panjang sekali, semua cairan memekku dihisap dan ditelannya dgn rakus sekali hingga habis.
Kini dia membetulkan posisinya sehingga berada di atasku …
Penis nya sudah mengarah ke memekku. Aku merasakan sentuhan ujung penisnya di memekku, kepala penis nya terasa keras sekali. Dgn sekali dorongan, kepala penisnya langsung menusuk memekku. Ditekannya sedikit kuat sehingga kepala penis nya terbenam ke dalam memekku.Walau penis nya belum masuk semua, aku merasakan getaran-getaran yg membuat otot memekku berdenyut, cairan yg membasahi memekku membuat penisnya yg besar mudah sekali masuk ke dalam memekku hingga dgn sekali dorongan lagi maka penisnya masuk kedalam sarangnya, blee.. ess..
Begitu merasa penisnya sudah memasuki memek ku, kubalik badannya sehingga kembali aku berada di atas tubuhnya, kududuki batang penis nya yg cukup panjang itu. Kugoyangkan pantatku dan kuputar-putarkan, kukocok naik turun hingga penisnya keluar masuk memekku, dia meremas remas kedua toketku. Lebih nikmat rasanya ngentot dgn posisi aku diatas karena aku bisa mengarahkan gesekan penis besarnya ke seluruh bagian memekku termasuk itilku. Kini giliran nya yg tdk tahan lagi dgn permainanku, ini dapat kulihat dari gelengan kepalanya menahan nikmatyg sebentar lagi tampaknya akan ngecret. Dan ternyata benar jg. Dia memberikan aba-aba padaku bahwa dia akan ngecret. “Nis, aku dah mau ngecret, boleh didalem ya Nis”.”Ngecretin didalem aja bang, biar tambah nikmat. Kita nyampe sama-sama..bang”. rintihku sambil mempercepat kocokan dan goyangan pantatku.
“Aa..Aacch!” Akupun nyampe lagi, kali ini secara bersamaan dgn dia …
bibir memekku berkedutan hingga meremas penisnya. Pejunya dan lendir memekku bercampur menjadi satu membanjiri memekku. Karena posisiku berada diatas, maka cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes melalui penisnya sehingga membasahi selangkanganku, banyak sekali dan kurasakan sedikit lengket-lengket agak kental cairan yg merembes keluar itu tadi. Kami berdua akhirnya terkulai lemas.Posisiku tengkurap disampingnya yg terkulai telentang.”Bang, pinter banget sih ngerangsang Denis sampe berkali-kali nyampe,udah gitu penis abang kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede banget sih”, kataku.
“Memekmu jg nikmat sekali Nis, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya kepenisku”, jawabnya sambil memelukku. Setelah selesai, aku bangkit dari tanjang ke kamar mandi,membersihkan sisa-sisa peju dan calran memekku yg melelh keluar. Lemes banget deh, bener kata bang jimmy, nikmat itu membuat kita terkapar saking lemesnya. Aku berbaring di ranjang, sementara dia masuk ke kamar mandi. Karena cape, akhirnya aku tertidur. Tdk tahu berapa lama aku tertidur, tiba-tiba aku terbangun karena merasa toketku ada yg mengelus-ngelus. Aku terbangun dan melihat dia duduk disebelahku dan sedang mengelus-ngelus toketku. “Cape ya Nis, sampe ketiduran”. Dia memelukku. Bibirku langsung dicipoknya.
Kusambut saja ciumannya …
Toketku langsung menjadi sasaran remasannya. Pentilku segera mengeras dan dipilin-pilinya. Napsuku mulai bangkit. Sambil meremas toketku, dia menjilati toketku, disedotnya pentilku sampai aku gemetar saking napsunya. Kakiku dan kedua pahaku yg mulus itu dibukanya sambil dielus-elus dgn satu tangan masih meremas toketku. Setelah itu selangkanganku dijilati,”Nih jembut lebat banget sih, tapi aku suka kok ngen totin prempuan yg jembutnya lebat, apalagi toketnya besar seperti kau”.”Napa bang”, tanyaku terengah.”Cewek yg jembutnya lebat kan napsunya besar, suka binal kalo lagi dien tot”. “Bukannya binal bang, tapi menikmati” jawabku. Bibir memekku langsung dijilatnya, lidahnya jg masuk ke memekku, aku jadi menggelinjang nggak terkontrol, wajahku memerah sambil terdongak keatas.
Penisnya sudah ngaceng lagi dgn kerasnya. “Bang kuat banget, baru aja ngecret dah keras gini lagi*. Aku hampir tak dapat memegangnya dgn kedua tanganku. “Dikocok Nis”, pintanya, aku nurut saja dan mengocok penisnya dgn gemas, makin lama makin membesar dan memanjang.”diemut dong”, katanya keenakan. Aku duduk sambil mengarahkan penis yg ada digenggamanku ke arah mulutku. Aku mencoba memasukkan kedalam mulutku dgn susah payah, karena besar sekali jadi kujilati dulu kepala penisnya. Dia mendesah-desah sambil mendongakkan kepalanya. Kutanya”Kenapa bang~.”Enak banget, terus Nis, jangan berhent”, ujarnya sambil merem melek kenikmatan.
Aku jilatin penisnya mulai dari kepala penisnya sampai ke pangkal batang …
kemudian aku terusin ke biji pelirnya, semua aku jilatin. Aku mencoba untuk memasukkan ke dalam mulutku lagi. udah bisa masuk, udah licin terkena ludahku. Dia memegangi kepalaku dengan satu tangan sambil memaju-mundurkan pantatnya, mengen toti mulutku. Sedang tangan satunya lagi meremas toketku sebelah kanan. Gerakannya semakin lama semakin cepat.Tiba-tiba dia menghentikan gerakannya. Penisnya dikeluarkan dari mulutku. Dia menaiki tubuhku dan mengarahkan penisnya ke toketku,”Nis, aku mau ngerasain penis ku kejepit toket kau yg montokya”. Aku paham apa yg dia mau dan dia kemudian menjepit penisnya di antara toketku. “Ahh.. Enak Nis”, erangnya sambil menikmati nikmat jepitan toketku. Dia terus menggoyang penisnya maju mundur merasakan kekenyalan toketku.

Sampai akhirnya”Aduh Nis, sebentar lagiaku mau ngecret, keluarin di mulut kau ya”,”jangan bang,di memek Denis aja”, jawabku. Aku bukannya tidak ingin merasakan pejunya dimulutku, tapi lebih baik dingecretkan di memekku, aku jg bisa ngerasain nikmat. Diapun naik keatasku sambil mengarahkan penisnya ke memekku. Dia mulal memasukkan penisnya yg besar dan panjang itu ke memekku. Pantatnya semakin terdorong-dorong, sampai aku merem melek keenakan ngerasain memekku digesek penisnya. Dia mulai menggerakkan penisnya keluar dan masuk
dimemekku yg sempit itu. “Wuah Nis, sempit betul memekmu”, dia menggumam tak keruan. Aku mulai merasakan nikmatnya luar biasa. Lebih nikmat dari yang pertama tadi.
Secara refleks aku menggerakkan pantatku kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan penisnya yg keluar masuk, wuihh tambah nikmat. Kulihat wajahnya menikmati sekali gesekkan penisnya di memekku. Tubuhnya yg berada di atas tubuhku yg putih mulus, bergoyang-goyang maju mundur. Dia memperhatikan penisnya sendiri yg sedang keluar masuk di memekku. Solang beberapa saat dia mengagak ganti posisi, aku pasrah aja. Aku disuruhnya nungging dan dia menyodokkan penisnya dari belakang ke memek ku. “Enneghh…” desahnya tak keruan. Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, dia memegangi pinggulku dengan erat aku merasakan kenikmatan yg luar biasa.
Tdk tahu berapa lama dia mengzenjot memekku dari belakang seperti itu …
makin lama makin keras hingga akhirnya aku nyampe. “Bang enjot yg keras, nikmat sekali rasanya”, jeritku. Dia mengenjot penisnya lebih cepat lagi dan kemudian pejunya muncrat di dalam memekku berulang-ulang, banyak sekalli. ‘creettt, creeth…creeetttthh…’Aku merasa memekku agak membengkak akibat disodok oleh penisnya yg besar itu. Setelah istirahat beberapa saat, dia bertanya padaku”Gimana Nis?enak kan?”.”Enak sekali bang, rasanya nikmat sekali, memek Denis sampe sesek kemasukan penis abang, abis gede banget sih”, jawabku. Dia mencabut penisnya kamu sudah lemes dari memekku. Penisnya berlumuran pejunya dan cairan memekku. Mungkin saking banyaknya ngecretin pejunya dimemekku. Aku kamu kelelahan hanya terkapar di kasur. Tak lama kemudian aku tertidur lagi. Ketika aku bangun. hari sudah terang. Segera aku ke kamar mandi.
Dia sedang menggosok gigi. Melihat aku masuk kamar mandi, dia segera membersihkan busa odol dan memelukku. Hebatnya penisnya udah ngaceng lagi.”Nis sarapan yuk”, ajaknya sambil meremas-remas toketku. Aku tau apa yang kamu maksud dengan sarapan, ya ngen tot lagi lah. Leherku diciuminya dengan penuh napsu. ltu membuat napsuku jg bangkit dengan cepat.Dia segera duduk di toilet dan aku dipangkunya dalam posisi memunggunginya. Kuarahkan penisnya ke belahan bibir memekku. Dgn menggunakan kasar, kugesek- gesekkan ujung penisnya ke belahan bibir memekku. Kutempelkan ujung penisnya ke ujung it ilku dan kugesek-gesekkan nalk turun. Kini memekku kembali mengeluarkan cairan bening.
Kemudian penisnyayg sudah ngaceng keras kembali dimasukkannya ke dalam memekku. Awalnya agak sulit jg penisnya masuk ke dalam memekku. Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya ujung penisnya berhasil menyeruak ke dalam memekku yg kubantu dengan sedikit menekan badanku ke bawah, dan kuangkat kembali pantatku hingga lama kelamaan akhirnya berhasil jg penisnya amblas semua ke dalam memekku.Dgn posisi begini membuatku harus aktif mengocok penisnya dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatku, sehingga memekku bisa meremas dan mengocok-ngocok penisnya.
Penisnya terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam memekku …
Saat aku duduk terlalu ke bawah, penisnya terasa sekali menusuk keras memekku. Nikmat yg dirasa tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata lagi. Memekku semakin lama semakin basah sehingga keberadaan penisnya dalam memekku sudah tdk sesesak tadi. Kini aku pun sudah tidak kuat lagi menahan napsuku. Aku tidak mampu lagi mengangkat dan merendahkan pantatku seperti tadi, kini aku hanya bisa terduduk dalam posisi penisnya masih tertancap di dalam memekku. Kugoyang-goyangkan saja pantatku sambil duduk di pangkuannya, tetap seperti lnul menggoyangkan pinggul dan pantatnya, ngebor. Kedua tangan sedari tadi asyik meremas kedua toketku. Pentilku dicubit dan dipilin-pillinnya sehingga menimbulkan sensasi tersendiri. Dia rupanya tidak mampu bertahan lama merasakan goyang ngebor gaya lnul yg kulakukan.
“Aduuh..! Nis, hebat banget empotan memek kau!
Aku hampir ngecret nich!” serunya sambil tetap memilin pentilku. “Kita keluarin sama-sama yuk!” sahutku sambil mempercepat goyanganku. Dia rupanya sudah benar- benar tdk mampu bertahan lebih lama lagi hingga didorongnya aku sedikit ke depan sambil dia berdiri sehingga posisiku menungging membelakanginya sambil memegang ke wastafel, tetapi penisnya masih menancap di dalam memekku. Dia berdiri sambil mengambil alih permainan, dia mengocok-ngocokkan penisnya keluar masuk memekku dalam posisi doggy style.
“Aa.. Aack!” kini giliranku yg menyeracau tdk karuan.Aku merasakan kedutan-kedutan di dalam memekku, terasa sekali semburan hangat yg menerpa dinding memekku. Pejunya rupanya langsung muncrat keluar memenuhi memekku. Bersamaan dengan itu, aku pun mengalami hal serupa, kurasakan kedutan memekku berkali-kali saat aku nyampe. Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga memekku kembali penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tdk tertampung seluruhnya. Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah memekku dan merembes keluar hingga membasahi perutku karena posisiku masih setengah menungging saat itu. Kami pun melanjutkan mandi bersama-sama bagaikan pengantin baru. Setelah selesai mandi dan keringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk. Aku segera memakai pakean dan keluar kamar bersamanya ke kafe untuk sarapan. Demikian Kisah Seru Berlaga Nafsu Dengan Istri Teman
Leave a Reply