Juvian dan Mang Arif ; Di tengah kesibukan kuliah di jurusan sastra Inggris di Bandung, aku, Juvian, seorang mahasiswi berusia 21 tahun, menjalani hidup dengan penuh impian dan harapan. Memiliki penampilan menawan dan tubuh proporsional membuat sering mendapat perhatian, namun hingga kini, aku belum memiliki pacar. Orangtuaku yang protektif selalu melarangku untuk berpacaran, dan aku menghormati keputusan mereka. Hidupku yang teratur, diisi dengan kuliah dan belajar, membuatku merasa nyaman, meski terkadang ada rasa sepi yang menggerogoti.

Kehangatan di Rumah Sepi

Suatu hari, keadaan di rumah berubah. Ibu, Ayah, dan adikku pergi ke Bogor untuk menghadiri serah terima jabatan Ayahku dan menginap di sana selama seminggu. Rumah yang biasanya ramai kini terasa sepi, hanya ada aku dan Mang Arif, pembantu sekaligus supir pribadi keluargaku. Pria berusia sekitar 50 tahun itu sudah bekerja dengan keluargaku sejak lama. Dia sosok yang baik dan bisa diandalkan, selalu siap membantu dalam keadaan apapun.

Mandi Tanpa Handuk : Awal dari Cinta yang Dilarang
Juvian dan Mang Arif , Mandi Tanpa Handuk : Awal dari Cinta yang Dilarang

Tanpa kehadiran orangtuaku, aku merasa lebih bebas. Namun, di balik kebebasan itu, aku merasakan kesepian yang menghantui. Momen-momen kosong ini menjadi kesempatan bagi kami untuk berinteraksi lebih dekat. Meski Mang Arif lebih tua, aku sering berpikir seperti teman.

Kejadian di Kamar Mandi

Juvian dan Mang Arif ; Suatu sore, setelah menyelesaikan kuliah, aku memutuskan untuk mandi. Dalam kesibukan itu, keran di kamar mandi tiba-tiba mati. Kekecewaan melanda, dan aku ingat bahwa aku lupa membawa handuk. Dengan rasa panik, aku memanggil Mang Arif untuk membawakan handuk dan membetulkan keran.

“Mang Arif, bisakah tolong ambilkan handukku? Keran di kamar mandi mati!” teriakku dari dalam kamar mandi, berharap suaraku sampai padanya.

Tak lama kemudian, Mang Arif muncul di depan pintu, membawa handuk dan alat perbaikan. Saat dia masuk, suasana dalam kamar mandi menjadi tegang. Aku hanya mengenakan pakaian mandi, dan rasa canggung melanda kami berdua. Namun, Mang Arif terlihat tenang dan profesional, meskipun ada keraguan di wajahnya.

Ketegangan yang Muncul

Saat Mang Arif mulai memperbaiki keran, ada ketegangan yang mulai terbangun di antara kami. Setiap gerakan Mang Arif saat memperbaiki keran membuatku merasakan perasaan campur aduk. Momen kebersamaan yang tidak biasa ini menciptakan ketegangan yang aneh dan menarik. Tatapan kami bertemu, dan tanpa sadar, kami terjebak dalam suasana yang penuh gairah.

Dengan semua larangan dan keraguan seolah menghilang, kami saling mendekat. Dalam sekejap, ciuman lembut menghampiriku. Aku terkejut, tetapi pada saat itu, semua yang terasa seolah-olah menjadi benar. Kami berdua terbawa arus, dan rasa ingin tahu serta nafsu yang terpendam membuat kami saling bercumbu di dalam kamar mandi yang sempit.

Momen yang Mengubah Segalanya

Setelah beberapa saat, kami menyadari apa yang terjadi. Perasaan campur aduk muncul. Kami berhenti sejenak untuk memikirkan momen baru yang baru saja terjadi. “Juvian, kita harus berhati-hati,” katanya pelan, “Ini bisa jadi masalah besar.”

ISOTOTO : Platform Game Online Terpercaya di Indonesia
ISOTOTO : Platform Game Online Terpercaya di Indonesia

Aku mengangguk, merasakan beban yang sama. Namun, hatiku berbisik bahwa terkadang, cinta bisa muncul di tempat yang tak terduga, dan terkadang kita harus mengikuti apa yang diinginkan hati kita.

Menjalin Hubungan Baru

Setelah kejadian itu, hubungan kami mengalami perubahan. Kami mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama, berbagi cerita, dan saling memahami satu sama lain. Setiap malam, saat kami sendirian di rumah, rasa kedekatan kami semakin kuat. Aku mulai menyadari bahwa Mang Arif bukan hanya seorang pembantu, tetapi juga sosok yang memahami dan menghargai aku.

ISOTOTO : Platform Game Online Terpercaya di Indonesia
ISOTOTO : Platform Game Online Terpercaya di Indonesia

Kami berbicara tentang mimpi dan harapan, dan perlahan-lahan, cinta mulai tumbuh di antara kami. Meski ada batasan usia dan status, kami berdua berkomitmen untuk saling menghormati dan mendukung satu sama lain.

Kembali ke Kehidupan Normal

Setelah beberapa waktu, Ibu dan Ayah kembali dari Bogor. Rasa cemas melanda saat mereka kembali ke rumah, namun kami berdua tahu bahwa kami sudah siap menghadapi segala konsekuensi. Kami memutuskan untuk menjadikan momen itu sebagai rahasia antara kami. Hubungan kami yang terjalin tidak perlu diketahui oleh orang lain, terutama orangtuaku.

Kami kembali menjalani kehidupan normal, dengan Mang Arif tetap berperan sebagai pembantu dan supir, sementara aku fokus pada studiku. Meskipun perasaan kami masih ada, kami sepakat untuk tidak mengubah apa pun dalam kehidupan sehari-hari kami.

Kesimpulan

Kisah antara aku dan Mang Arif menjadi bagian dari kehidupan yang akan selalu kusimpan di dalam hati. Kami saling menghargai dan menghormati satu sama lain, menjaga rahasia ini dengan baik. Dalam hidup, terkadang kita menemukan cinta di tempat yang tak terduga, namun tidak semua kisah harus berakhir dengan cara yang dramatis. Kami bahagia dengan cara kami sendiri, menjadikan momen itu sebagai kenangan indah yang akan selalu ada di dalam hati kami.

klik disini ! daftar sekarang.
klik disini ! daftar sekarang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *